Awalnya desainnya dikasih gratis, lama2 keterusan, bagaimana ini?

Someone (nama disamarkan)
Sore Pak, lagi sibuk kah?
saya mau konsultasi…
grin

Surianto Rustan
Thursday
silahkan smile

Someone
Thursday
saya punya paman nih pak, dia kan punya perusahaan, dan saya sempat menawarkan jasa desain saya ke perusahaannya, karena saya merasa itu paman saya, yaa, saya ga’ minta harga desain di awal, cuma harga cetak (kebetulan yang paman saya minta itu desain banner, jdi sekalian cetak)…
nah, saya sempat mengajukan harga desain paman saya bilang “biasanya ga’ pernah kena ongkos desain”, mau ngasi penjelasan kok rasanya ga’ enak, mau nolak orderannya ga’ enak juga…
eeh, keterusan sampai skarang, hanya saja paman saya mendelegasikan urusannya ke staffnya…
alhasil stafnya menghubungi saya untuk order ini itu…
saya minta fee desain, ga’ di respon…
kalau saya nolak orderannya, saya ga’ enak sama paman saya…
wah, jadi galau setiap malam… -.-
apa yang sebaiknya saya lakukan ya?

oia, pak, saya mau tanya, ketika ada penawaran project desain kan sebaiknya langsung tatap muka, bagaimana dengan yang lokasinya jauh? misalnya saya di Bali, klien saya di Jakarta, atau Sumatra, bahkan mungkin di luar negri (amin, hehe) apakah bisa dbuat jadi efektif ya?

Surianto Rustan
Yesterday
halo Mas, itu pertanyaan yg pertama sudah saya jawab kemarin, cuma nampaknya koneksi saya bermasalah jadinya hilang semua yg sdh saya jawab dan tdk terkirim frown
ini saya jawab lagi:
Segala yang telah kita alami, baik yg manis maupun yang pahit adalah guru yg paling baik. seluruhnya membuat kita tambah dewasa dan bijaksana.
nah setelah mengerti kesalahan yg telah kita lakukan, mudah2an kelak menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak melakukannya lagi di masa depan.
usul saya, ajak Paman anda bicara 4 mata, perlihatkan portfolio dan karya2 Anda, tunjukkan bagaimana cara kerja Anda yg tidak asal2an saja, ada riset, mencari strategi, membuat alternatif desain yg banyak, orisinil dan tidak pakai template, tidak pakai clipart, ceritakan jerih payah Anda saat membuat deain tersebut, bahwa desain ada aturannya, tidak sekadar selera, dll. ceritakan apa yg saya tulis di link berikut ini, yg mungkin bisa menambah pemahamannya tentang desain: http://dgi-indonesia.com/bukamata/ di situ ada 3 artikel penting yg wajib diketahui siapa saja tentang desain grafis.
Bukamata adalah rubrik praktis, singkat, padat, amat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mendapat gambaran tentang apa itu desain grafis.

Surianto Rustan
Yesterday
dari situ kemudian bilang padanya bahwa atas jerih payah itu harus ada penghargaan untuk desain, karena desain itu dibikin khusus untuk dirinya. Jadi selain dia terima barang berupa spanduk misalnya, tapi kan di dlm desain spanduk itu ada bobot lain, yaitu kemampuan spanduk tsb memperkenalkan produk Paman Anda, kemampuan spanduk itu utk menjual produk tsb ke masyarakat, atau minimal menginformasikan pada khalayak. Jadi bobot fungsi itu yang sebetulnya harus dihargai, tidak sekadar ‘barang’ komoditi. Itulah desain.
sebetulnya pelajaran dari pengalaman Anda itu dapat dikembangkan lebih jauh, yaitu apabila seseorang desainer memberi ‘edukasi’ pada klien (masyarakat) bahwa desain itu gratis, maka akan makin banyak orang yang mengerti: “ooo ternyata desain itu bisa gratis ya”, atau sebaliknya, apabila para desainer kompak mengedukasi masyarakat bahwa desain itu bukan template, ada tahapan kerja yg perlu dilakukan, ada riset, harus orisinil, bukan template, ada prinsip2 desain, tidak sekadar selera dll, maka makin banyak masyarakat yg mengerti: “ooo desain itu ternyata ilmiah ya, desain ternyata bukan komoditi ya. dll”
mudah2an dengan si Desainer mengerti siapa dirinya sendiri, maka dapat membuat masyarakat (termasuk klien) mengerti siapa desainer itu dan apakah desain itu. kedepannya profesi ini akan dihargai secara berimbang oleh masyarakat

mengenai tatap muka dengan klien, sebisa mungkin ya, harus dilakukan. namun apabila ada kendala geografis, lihat dulu proyeknya, kalau proyek skala kecil, mungkin komunikasinya masih bisa dilakukan secara online, tapi kalau proyeknya besar dan menuntut ketepatan pengertian oleh kedua pihak (desainer & klien) mau tidak mau harus bertemu muka.
yg menjadi dasar pengertian adalah: hrs ada relasi yg erat antara desainer – klien. itu yg penting

0 Replies to “Awalnya desainnya dikasih gratis, lama2 keterusan, bagaimana ini?”

  1. 100% BENAR JAWABAN PAK RUSTAN. Sekarang saya malah lebih pede kalo ketemu klien yang minta “harga sekalian jadi satu sama cetak” dengan menjelaskan dengan detil gimana desain yang baik itu dibuat (bukan berkualitas, krn menurut sy kualitas itu relatif), kebanyakan di kota saya seperti itu pak, kata klien “desain murah aja, sy bayar ongkos cetaknya.”….jurus pamungkas untuk saya ngeyel adalah dengan memahami kutipan dari Brian Reed:”Everything is designed. Few things are designed well” 🙂 Oh ya kalo klien masih ngeyel mau desain murah, saya selalu pake kutipannya Bernbach:”In communications, familiarity breeds apathy”, kalo masih ngeyel..SAYA LEPASS..simpel…Rejeki Tuhan YME yg mengatur…

Leave a Reply to surianto rustan Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *