A.C.
masih sibuk ya, pak? [:)]
Surianto Rustan
September 30, 2011
sok sibuk tepatnya, sy belum komen ya?
A.C.
September 30, 2011
hehe.. belum.. [:)]
Surianto Rustan
September 30, 2011
bntr ya
wah karyanya sudah banyak sekali, ini mah saya aja kalah ni
A.C.
September 30, 2011
sy korban kontes soalnya, pak
msh susah klo nyari real client [:(]
Surianto Rustan
September 30, 2011
gpp, yah semuanya pasti ada kelebihannya ada kekurangannya. dg real klien emang sih cape bgt tp kita sgt didewasakan secara pribadi
A.C.
September 30, 2011
mohon wejangannya, pak [:)]
Surianto Rustan
September 30, 2011
wejangan apa nih?
A.C.
September 30, 2011
buat karya dan karir sy.. [:D]
klo dibandingin karya orang2 yg punya jalur akademis pasti punya sy msh jauh banget ya, pak?
gmn caranya biar bisa ngejar?
Surianto Rustan
September 30, 2011
hmm.. menurut pengalaman saya sih guru yg paling baik itu adalah pengalaman. coba perbanyak pengalaman dengan real client (bisa tanpa perlu meninggalkan pekerjaan yg ini – kompetisi), jadinya diri kita lebih kaya nantinya, bukan soal uang, tapi perkembangan kepribadian. sekolah ga terlalu menentukan koq, banyak juga yg sekolah formal tapi kalau memang malas atau ga ada keinginan belajar, ya sama saja. keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa kuat keinginan kita itu utk berhasil
Surianto Rustan
September 30, 2011
sekolah, latar belakang keluarga, teman, dll ga lagi mempengaruhi. cuma diri kita sendiri.
dinding penghalang kemajuan kita ya diri kita sendiri juga
A.C.
September 30, 2011
klo dinilai, kira2 karya sy dpt nilai apa, pak?
apa yg perlu ditingkatkan?
*kadang pengen juga dpt studi kasus layaknya mahasiswa, trus dinilai sm dosennya [:D]
Surianto Rustan
September 30, 2011
masalahnya desain grafis ga cuma sekadar hiasan / visual, yg dinilai dari penampilannya saja, tapi desain grafis itu satu paket dengan segala konsep di belakang karya tersebut. ini juga mungkin bedanya real klien dengan yg tidak, kalo ada real klien, kita berhadapan dengan real problem, kudu tau target audience-nya siapa, tau persis siapa perusahaannya, dia punya anak perusahaan ga, apa produknya, siapa pesaingnya, dll. dari situ semua baru menyusun strategi komunikasi (belum visual), terakhir baru visualnya. jadi penilaiannya ga cuma: bagus, jelek, ato secara visual saja, dan membuatnya / pendekatan visualnya tidak cuma disesuaikan dengan sektor industrinya / bidang pekerjaannya saja, tapi bisa juga dari spirit / jiwa si perusahaan, ato kecenderungan si target audience, atau bahkan ke hal2 yang spontan sifatnya seperti bentuk bangunannya yg unik, atau karyawannya yg semua orang muda, dll. itu yg setahu saya
A.C.
September 30, 2011
sy catat bener2, pak [:)]
Surianto Rustan
September 30, 2011
desain grafis itu pemecahan masalah, memang hasil akhirnya berbentuk visual, tapi sebetulnya itu hrs bisa memecahkan masalah si klien, apakah itu meningkatkan penjualan (misal iklan produk, packaging, sign di rak toko), meningkatkan awareness thd produk tsb (iklan branding), mengajak target audience datang ke tempat tsb (display toko / pameran, iklan event), mengidentifikasi (logo perusahaan, produk & identitas visual lainnya), dll. kalau desain itu tidak bisa memecahkan masalah si klien itu desain yg tidak efektif – dianggap gagal.
Surianto Rustan
September 30, 2011
logo nantinya digunakan oleh si klien utk memperkenalkan diri, dipakai di segala produknya, di billboard, di koran, di tv, dll. akan digunakan utk identifikasi & jualan & mewakili brand / citrasi si klien, mungkin hal itu akan berlangsung selama 10 tahun sebelum logo itu diganti lagi. klien akan keluar uang sangat banyak utk itu semua. sayang kalau logonya hanya sekedar visual & dibuat lewat pendekatan yg hanya dari 1 sudut saja. not fair.
A.C.
September 30, 2011
kliatannya perlu baca ulang buku ‘mendesain logo’nya pak rustan nih..
sy baca lagi
Surianto Rustan
September 30, 2011
hehe yah saya sendiri masih belajar koq Mas, bukan cuma spy tambah pinter tapi spy tambah bijak [:)]
btw mohon maaf sekiranya ada kata2 yg kurang berkenan, namanya juga manusia jd suka salah bicara, harap maklum [:)]
A.C.
September 30, 2011
kata2 pak rustan tu halus banget+wise kok, pak
sy dpt ilmu banyak
A.C.
September 30, 2011
kira2 ada contoh brief dr real client+real case yg bisa sy lihat gak ya, pak? mungkin juga hasil desain dr brief itu
biar sy bisa belajar dr contoh riil..
Surianto Rustan
September 30, 2011
di buku logo saya da Mas Abi, halaman 37-38, itu klien saya beneran
A.C.
September 30, 2011
contohn brief yg di halaman itu brarti apa memang gk ada brief tertulis dr klien..
jd pak rustan yg riset & wawancara sendiri gitu?
lalu,rumus semiotika untuk menentukan visualisasi dr tiap keyword yg didapet dr brief tu gmn biar bisa pas?
*maaf ya, pak klo banyak nanya & pertanyaannya belibet
maklum,orang awam…
Surianto Rustan
September 30, 2011
sori barusan aku ke bawah bentar.
desainer sebaiknya selalu menganggap dirinya adalah pemberi solusi, klien itu tidak tau apa2 tentang desain krn itu mereka datang pada kita, mereka butuh solusi. utk mencapai solusi tsb kita yang guide mereka tahap2nya, krn kita yg tau seluk beluk desain.
setelah mengetahui klien itu siapa & apa problemnya, saya beri mereka kuesioner yg hrs mereka isi, selain itu juga saya interview. nah yg di buku logo tsb adalah hasil kuisioner & interview.
begitu sampai tahap brainstorming desain mah sudah lebih banyak feeling & membangkitkan perbendaharaan hubungan verbal – visual. sedangkan rumus2 semiotika sebaiknya sudah diluar kepala, krn itu kit hrs byk2 belajar, baca, melihat, menonton, dll, spy byk perbendaharaan datanya.
A.C.
September 30, 2011
buku yg recomended untuk belajar semiotika apa ya pak?
Surianto Rustan
September 30, 2011
saya belum menemukan buku semiotika berbahasa indonesia yg bagus di sini. tp resource yg bagus dari luar & berbahasa inggris ada:
http://www.aber.ac.uk/media/Documents/S4B/semiotic.html
A.C.
September 30, 2011
maturnuwun… [:)]
Surianto Rustan
September 30, 2011
sama2 Mas Abi, suxeselalu!
A.C.
September 30, 2011
suxeselalu [:D]
“seberapa kuat keinginan kita itu utk berhasil” I love your quote Pak!…Sangat menguatkan diri saya untuk terus belajar tanpa henti meski sudah dimakan umur..hihihi..Karena sampai kapanpun saya tetap bercita-cita menjadi Great Designer..Kira-kira menurut pandangan bapak gimana sih seorang Great Designer itu?.Terima kasih, Pak.
Halo Mas Asixplus,
yg sering saya baca, malah si great designer ga pernah menyadari dirinya great, mereka biasanya pasang kacamata kuda & fikus pada tujuan hidupnya & bekerja keras utk meraih tujuan itu, ga peduli pendapat orang mengenai dirinya. mereka juga biasanya haus ilmu, wawasan luas, banyak baca, dengar, gaul, banyak tanya, bukan tipe desainer yg ga pernah keluar kamar & modal internet saja. Salam suxeselalu!
wah pembicaraan diatas sudah mewakili pertanyaan saya juga, saran2 bagus dan teknik2 yg mas surianto bisa bermanfaat bagi saya, thanx berat, saya baru sadar bahwa yg dinilai dari desain logo bukan bagus dan indahnya visualnya, tapi proses itu sendiri & bisa memberikan solusi bagi klien, btw saya juga pernah kasih “tag” ke mas surianto beberapa hasil karya desain logo saya, saya jd ngerti maksud mas mengapa kok gak ditanggapi atau tidak anda komentari…memang itu kembali dari ke bermanfaatan kepada klien…keberhasilannya atau baik buruknya logo bila bisa memecahkan permasalahan klien…hehe, harap maklum mas cuma desainer awam…jadi masih banyak belajar…
Halo Mas Wilfred, mohon maaf karena tidak menangapi karya2 Anda, bukan karena saya tidak mau, tapi mohon maklum krn keterbatasan waktu shg tidak setiap karya yang di tag oleh teman2 lainnya juga tidak saya tanggapi. Btw terima kasih atas tanggapannya & smg kita semua makin mengerti siapa diri kita & apa yg bisa kita lakukan utk kesejahteraan diri sendiri & masyarakat sekeliling kita.
cakep om, harus sering2 namu di sini ni biar banyak belajar
oh iya om dari pembicaraan tsb ada yang mau saya tanyain ni
gmn caranya kita bisa menemukan seorang real client?
kalau buat saya pribadi ikut kompetisi2 itu ga buat cari uang ( walau ada rasa itu ) tapi buat
menajamkan penglihatan ( arahan dari si CH memalalui design brief nya ) dan juga untuk mengumpulan
portofolio. jadi nanti kalo uda cukup pengen coba buat proposal pengajuan kerja sama kebeberapa
tempat untuk nawarin buat logo dll.
dengan cara tsb bagaimana menurut om rustan??
tks om salam kreatif !!! 😀
Desainer kan tidak saya sendiri, tidak kamu sendiri, tapi kita tahu banyak desainer lain di luar sana dan kita saling terikat satu sama lain. Lha bagaimana bisa? sangat bisa, lha kalau seorang klien kenal dgn seorang desainer yg kualitas karyanya rendah, maka si klien langsung dapat brand image tentang desainer: “oh desainer kerjanya begini ya, mungkin semua desainer begini kerjanya”. hasilnya? saya dan Anda juga kena dampak dari kejadian itu: brand image saya dan anda rusak di mata masyarakat. Nah persis seperti itulah yg ada di masyarakat saat ini, mereka tahunya desainer itu murah, desain itu tdk perlu ketemu muka dg klien, desain itu cepat dan gampang bikinnya, kan ada software komputer, kan ada template, dll.
Poin penting yg saya mau katakan adalah:
Masing2 desainer punya tanggung jawab moral untuk mendidik masyarakat tentang apakah desain itu, siapakah desainer itu. Seluruh tujuannya hanya satu: desain dan desainer mendapat penghargaan yang proporsional di masyarakat. Brand imagenya baik.
Nah, sekarang semua terserah saya dan Anda 🙂