Menghadapi Klien

Ircuz Pastrana
oke, boleh panggil aku prazz aja,, hehe. biar lebih akrab,, hehe,, eh ngomong” ni lagi sibuk gak pak ? mau sharing” ni .. tentang client.. [:)]

Surianto Rustan
January 22
silahkan Mas Praz

Ircuz Pastrana
January 22
gini pak, selaku junior, apa kedepan nya aku harus menerima client yg ngerti atau paham dan mau mengerti tentang apa itu hak, kewajiban dan lain” tentang desainer grafis, stelah aku jabarkan atau mengkasih 3 artikel yg judulnya kalo gk slah BUKA MATA di site nya DGI.. atau mungkin aku juga boleh menerima client yg gak mau tau tentang itu semua.. ” ah saya gak perlu tau detail tentang itu semua,, yg penting desenin yg bagus,, konsep dan bla bla bla ,, gak perlu ,, tapi harga nya jangan mahal2” ketika aku menerima client yg gak mau tau tentang DG ini, apakah secara gak langung ikut serta memperkembangkan pemikiran masyarakat yg slah kaprah tentang DG. tp aku juga butuh menambah porto, dan juga ngenyangin perut,, melihat di indonesia ato d surabaya (krna aku tinggal di sby) yg sudah terpecah mnjadi 2 , yaitu pemikir dessain dan tukang desain, karna aku pengen nanti nya jadi desainer yg PRO. pemikir desain.bukan ” TUKANG ”. mohon penjelasannya dari bapak ?

Surianto Rustan
January 22
Pertama2 saya salut dg sikap kritisnya Mas.
Begini, kalau kita cuma mau dengan klien yg mengerti & menghargai desain, bisa2 ga pernah dapat kerjaan. masalahnya bukan di kliennya, tapi di kitanya. karena kita terlalu berpihak pada diri sendiri, menganggap orang lain harus mengerti kita. saya sarankan ubah 180% pemikiran seperti itu.
desainer grafis itu konsultan, bukan operator. sbg konsultan hukumnya harus pertama2 bisa menempatkan diri sebagai klien, mendengarkan, mengerti jalan pikirannya, dan berbicara dengan bahasa mereka
kedua: menyambung kita sbg konsultan yg hrs mengerti klien, jadi yg perlu dipelajari oleh desainer sama sekali bukan ilmu desainnya saja, tapi ilmu mendengarkan, dan berkomunikasi dengan baik pada klien. ini semua utk memperlihatkan pada mereka bhw “oh desainer itu sopan2 & wawasannya luas, dll” > citra positif. ini adalah misi & tanggung jawab moral kita: mengedukasi masyarakat (trmsk klien) tentang apa itu desain & siapa itu desainer.

Surianto Rustan
January 22
tiga: hampir semua klien yg saya temui punya pemikiran yg barusan Mas sebutkan semua: mau cepat, desain bagus, murah. itu semua wajar saja, krn mereka belum kenal siapa kita & apa itiu desain. ok, sekarang tunjuk balik diri saya sendiri, apa saya tau betul apa itu desain grafis? siapakah saya yg disebut desainer grafis ini? nah sebelum edukasi mereka, sepertinya kita hrs didik diri kita sendiri dulu. belajar yg banyak, cari wawasan seluas2nya, bergaul dengan desainer lain, dll.

Ircuz Pastrana
January 22
oo.. gitu ya pak, jadi aku boleh menerima klien yg sperti apa saja ya. dan yg paling utama aku sendiri harus mempunyai patokan ato pondasi, harus mengerti ilmu mendengarkan dan berkomunikasi dengan baik pada klien. terus bagaimana aku mensikapi klien” yg tidak mau tau tentang desain grafis, dan menganggap desain itu ya gitu” aja, hanya software dan selera, dan berlaku se.enak nya sendiri terhadap desainer grafis ?

Surianto Rustan
January 22
portfolio, uang, pengalaman, network, dll, itu semua adalah penghargaan2 yg akan kita terima kalau kita berprestasi, tapi sebelum itu seharusnya saya bertanya pada diri saya: standar kualitas saya bagaimana? sekali lagi bukan hanya di ilmu desain, tapi juga kemampuan introspeksi, kemampuan mendengarkan & berbicara, pemikiran bisnis, manajemen, dll.
itu dulu.
penghargaan2 psti akan menyusul belakangan.
bagi yg masih baru di industri ini, silahkan terima klien siapa saja tanpa terlalu melihat gaji, krn profit yg dibutuhkan bukan uang, melainkan: pengalaman, network, kepercayaan orang, portfolio, dll.
tapi bagi yang sudah kerja lama sbg desainer, sudah punya branding, pengalaman, network, dll. seharusnya harganya pun makin mahal, krn kualitasnya mungkin sudah jauh lebih baik dr pd seorang pemula.

Surianto Rustan
January 22
di belahan dunia manapun, kalau kita perhatikan, top designer adalah seorang yg ahli secara tukang, sekaligus seorang pemikir yg ulung. sebaiknya kita sendiri tidak ikut2an arus negatif, termasuk adanya jenis2 desainer, dll, kita harus ‘autis’. kalau tujuannya mau jadi desainer top, ya harus peka segalanya, belajar segalanya, sangat rendah hati & merasa kurang terus.

Ircuz Pastrana
January 22
ooo.. oke” ya ya ya.. aku baru mendapatkan jawaban yg pas untuk masalah ini, sebelumnya aku pernah menanyakan pada teman” senior dan di forum diskusi, jwaban nya kurang kuat. terima kasih pak surya. jawabannya sangat bermanfaat.

Surianto Rustan
January 22
halo Mas Pras, mohon maaf, tadi off sebentar
kalau boleh saya lanjutkan:

Ircuz Pastrana
January 22
ya pak gak pa” ..santai saja..

Surianto Rustan
January 22
yg saya maxud tukang disini adalah ahli soal craft-nya, keindahan, warna, huruf, detail, segala aspek dalam membuat desain tsb.
lagipula semua orang harus mulai dari nol. arsitek ternama harus belajar jadi kuli bangunan dulu, sutradara terkenal hrs mahir megangin lampu dulu, penulis terkenal waktu kecilnya harus belajar mengeja kata2 dulu. semua hrs bersakit2 dahulu, sedikti2 lama2 menjadi bukit, hukum ini berlaku pada tiap orang tanpa kecuali. yg instan cuma indomie dan cerita sinetron!

Ircuz Pastrana
January 22
oo.. iya ya,, jadi bukan ” tukang ” yag maen ceplak ceplok gambar dan huruf.. mungkin hard skill nya ya pak.. baru setelah itu soft skill .. komunikasi,
tapi bagaimana pak surya mensikapi klien” yg belum mengenal desain ? dan siapa itu desainer grafis ?

Surianto Rustan
January 22
menghadapi klien yg tidak menghargai, yah kita tidak tau masa lalu klien itu gimana. coba pikir, yg pasti mereka bukan desainer, mungkin mereka tidak lulus sd (byk org ga lulus sd tp jd jutawan), mungkin mereka dulu disixa ortunya shg sekarang mau menyixa kita [:)] dll, tapi itu semua seharusnya bukan dijadikan alasan mereka harus mengerti kita, justru kitanya yg harus sangat maklum & sabar, untuk itu kitanya harus menggali ilmu2 tadi itu: mendengarkan & berbicara. sudah banyak bukti bahwa dengan komunikasi yg sopan, sabar & baik, klien justru jadi tunduk sama kita.

Ircuz Pastrana
January 22
oalah.. jadi gitu ya mensikapinya ,, brarti desainer grafis itu profesi yag mnurut ku sangat bagus ya,, sealin dengan kelebihan” nya juga harus baik di karakteristiknya.

Surianto Rustan
January 22
tapi ya memang ada beberapa special case, dimana klien tsb sangat kepala batu walaupun sudah berhubungan lama dengan kita dan diberi penjelasan dengan sabar. untuk yg begini dia saya kasih harga khusus. bukan diskon, tapi sebaliknya: saya tinggikan harganya, jadi kalau dia mau syukur (saya masukkan dalam biaya sakit hati saya), kalau dia tidak mau ya sudah, masih banyak klien lain koq, tenang saja [:)]

Ircuz Pastrana
January 23
haha.. iya pak sabar ada batasnya.. kita harus tegas.
tapi bgini pak . bagaimana kalau aku tahu aku mendapat klien yg bagus kedepannya.. dari segi karakteristiknya mau tau tentang desain dan desainer grafis, dan juga kepengen dibuatin karya desain yang bener2 ” berat/berbobot ”. apakah aku akan memberikan semuanya langsung pada saat itu juga , atau aku aku putus” supaya aku masih bisa berhubungan lama dengannya ? kalo misal aku berikan semuanya langsung setelah itu apa. ya sudah habis.. ini lebih ke corporate identity pak ,, mungkin bisa memberi penjelasannya ?

Surianto Rustan
January 23
yg diberikan semuanya itu apa ya maxudnya? desainnya? ide2nya?

Ircuz Pastrana
January 23
iya.. ya mulai dari desainnya idenya semuanya ..apa juga perlu di beri step” nya .. yg padahal itu bisa saja diberi pada saat itu juga. supaya bisa berhubungan terus karna mendapat klien yg cocok.

Surianto Rustan
January 23
utk mendapat kepercayaan klien, kita harus tulus. itu kuncinya. tapi juga kita harus pintar, jgn sampai dimanfaatkan, krn itu saya tidak pernah mengirimkan desain hi-res pada klien, semua lo-res, sedangkan ide, sketsa, dll tidak pernah tertulis, tapi lisan atau dipresentasikan lewat powerpoint.
ide2 brilian kita harus dipresentasikan, supaya klien yakin & berpikir: “saya tidak cuma2 membayar orang ini”. begitu kita sudah dapat kepercayaannya, juga jangan lalu bermalas2an, ketulusan hati harus tetap dijaga sampai akhir kerjasama, harapannya utk dapat projek2 selanjutnya. berpikirlah jangka panjang.

Ircuz Pastrana
January 23
oo.. begitu ya,, wah aku belajar banyak sekali hari ini sama pak surianto rustan. terima kasih banyak pak. mungkin lain waktu aku bisa sharing” lagi sama bapak. jangan kapok ya pak .. hehe [:)]
seorang junior butuh banget belajar dari senior, supaya kelak bisa seperti seniornya. tq pak.

Surianto Rustan
January 23
hahaha saya sendiri juga masih belajar koq, baik kalau kita sama2 belajar, nanti kalau saya ada yg tidak tahu, saya tanya kamu juga ya

Surianto Rustan
January 23
Mas Praz, apa boleh percakapan kita ini saya upload ke blog, spy byk teman2 yg lain bisa belajar juga dari sini?

Ircuz Pastrana
January 23
hahaha, sama2 belajar pak, siap2.. sebisa mungkin saya bantu jawab.
oh, silakan pak dengan senang hati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *