GOLDEN RATIO MENURUT PARA AHLI
Penulis: Surianto Rustan
Hasil Penelitian Terhadap Golden Ratio
Gary B. Meisner, penulis buku The Golden Ratio dan developer software PhiMatrix memaparkan dengan sangat detil rangkuman hasil penelitian dari berbagai sumber (baca detilnya di: https://www.goldennumber.net/golden-ratio-myth/), hasilnya:
- Cangkang Nautilus, bunga matahari, kelopak bunga mawar, galaksi, badai, lengkungan ombak, semua berdasarkan Fibonacci Spiral? Tidak. Semua itu hanya kesamaan pola/bentuknya saja, tapi proporsi/perbandingannya tidak sama.
- Golden Ratio pada wajah berhubungan dengan kecantikan? Tidak. Proporsi Golden Ratio terlalu sederhana untuk diterapkan pada wajah manusia yang strukturnya sangat kompleks, fluid, dan beragam. Apalagi bila dihubungkan dengan kecantikan, ini hanya mitos.
- Hingga saat ini tidak ada penelitian sains yang membuktikan bahwa Golden Ratio adalah pencipta keindahan universal di alam.
- Parthenon, kuil di Acropolis, Yunani, menggunakan Golden Ratio? Tidak.
- Lukisan Botticelli, Da Vinci, Michelangelo, pakai Golden Ratio? Hanya 1 atau 2 karya mereka yang pakai Golden Ratio, itupun kemungkinan tidak disengaja.
- Apakah kalau lukisan/desain pakai Golden Ratio hasilnya akan lebih indah? Tidak. Kualitas sebuah karya amat tergantung pada pembuatnya.
- Piramid besar Giza pakai Golden Ratio? Belum diketahui.
- Gedung pusat PBB pakai Golden Ratio? Ya. Arsitek Le Corbusier memakai Golden Ratio untuk mendesain gedung tersebut.
Pendapat Para Ahli & Desainer Dunia
Keith Devlin, profesor matematika di Universitas Stanford: kalau dihitung benar-benar sebetulnya Golden Ratio itu angkanya: 1.61803398874989484820… dan seterusnya (tak berujung). Objek apapun di dunia nyata, proporsinya tak mungkin bisa persis menyamai angka Golden Ratio, paling-paling hanya mendekati, atau kira-kira saja.
Devlin juga mengadakan penelitian terhadap ratusan orang yang disuruh memilih bentuk kotak yang dianggap paling indah. Asumsinya, kalau memang Golden Ratio menghasilkan keindahan universal, orang akan memilih bentuk kotak yang mendekati proporsi tersebut, tapi kenyataannya hasilnya sangat acak, tidak mendekati ukuran Golden Ratio.
Richard Meier, seorang arsitek & seniman legendaris Amerika, tidak pernah memakai Golden Ratio, karena menurutnya banyak angka & formula lain yang jauh lebih penting untuk menghitung & mendesain bangunan. Bahkan menurut Alisa Andrasek (desainer & inovator pendiri Biothing) Golden Ratio terlalu simpel, karena itu ia tak pernah menggunakannya.
Giorgia Lupi dari studio desain Italia yang inovatif, Accurat, mengatakan ia tidak pernah memakai Golden Ratio dalam proyek-proyeknya. Begitu juga kata Yves Béhar dari Fuseproject, biro desain, branding, produk & sosial.
Edmund Harriss dari departemen matematika Universitas Arkansas sering menggunakan banyak formula matematika untuk menciptakan bentuk seni baru, tapi menurutnya Golden Ratio jelas bukan formula universal untuk keindahan estetis, jadi ia tak pernah memakainya.
George Markowsky, ahli matematika, komputer, informatika dan peneliti Golden Ratio dari departemen Ilmu Komputer Universitas Sains dan Teknologi Missouri, mengatakan: buku & tulisan yang salah paham tentang Golden Ratio sangat banyak, dan sebagian besar cuma pengulangan kesalahan yang sama oleh penulis yang berbeda.
Nah setelah mengetahui pendapat para ahli & desainer dunia, bagaimana Golden Ratio di dunia Desain/DKV? Apakah betul bisa dijadikan patokan untuk menciptakan keindahan karya desain?
BAGIAN 1: SEJARAH POPULARITAS GOLDEN RATIO
BAGIAN 3: GOLDEN RATIO DI BIDANG DESAIN
___
Referensi:
https://www.fastcompany.com/3044877/the-golden-ratio-designs-biggest-myth
https://www.goldennumber.net/golden-ratio-myth/
https://www.livescience.com/37704-phi-golden-ratio.html#:~:text=Pacioli%20used%20drawings%20made%20by,phi)%20to%20represent%20this%20number.
___
Kalau mau share konten ini, baik sebagian maupun seluruhnya boleh saja, asal menyertakan nama penulis & referensi. Terima kasih atas pengertiannya.