GOLDEN RATIO: MITOS ATAU FAKTA? Bagian 3

GOLDEN RATIO DI BIDANG DESAIN

Penulis: Surianto Rustan

Golden Ratio & Fibonacci Spiral dipasang pada Logo Apple.
Sumber: http://slightlyhipster.blogspot.com/2012/02/apple-logo-uses-fibonacci-sequence.html

Mempertanyakan Golden Ratio

Kita ketahui bahwa Golden Ratio adalah sebuah proporsi yang sering digambarkan dengan Fibonacci Spiral. Sering kita temui di web contoh logo-logo yang diberi lingkaran-lingkaran, seakan-akan mau menunjukkan bahwa: “kalau dirancang pakai FIbonacci Spiral/Golden Ratio maka jadinya keren”.

Gambar logo yang dihubung-hubungkan dengan Golden Ratio & Fibonacci Spiral seperti ini mungkin sudah direpost beratus-ratus kali oleh Netizen. Sumber: https://inkbotdesign.com/the-mathematics-of-design/

Tapi contoh-contoh seperti itu menimbulkan banyak pertanyaan:

  • Coba lihat gambar logo Apple di atas. Sumber mana yang mengatakan bahwa kotak Fibonacci Spiral boleh dimiringkan? Dimiringkannya harus berapa derajat maka jadi indah?
  • Kalau mengacu pada deret Fibonacci, maka angka-angka itu divisualkan dalam bentuk luas bujursangkar, tapi pada logo Apple itu bentuknya lingkaran-lingkaran. Memangnya boleh? Apakah ada petunjuk pemakaiannya?
  • Dari mana sumbernya bahwa posisi lingkaran-lingkaran itu boleh ditaruh secara acak? Bukankah deret Fibonacci angkanya harus benar urutannya?
  • Apakah boleh ada 2 lingkaran yang berukuran sama? Contohnya pada logo Apple lingkaran angka 8 ada 4 buah, bukankah dalam deret Fibonacci angka 8 hanya ada 1 buah?

Dari pertanyaan-pertanyaan di atas menghasilkan asumsi sebagai berikut:

  • Kalau tidak ada sumber yang jelas bagaimana aturan menerapkan Golden Ratio & Fibonacci Spiral pada logo, berarti pemakaiannya bisa bebas/terserah > jadi buat apa pakai Golden Ratio & Fibonacci Spiral?
  • Kalau Golden Ratio boleh dipakai secara acak, bebas, atau kira-kira saja (tidak perlu pas betul), bukankah lebih mudah pakai Rule of Third seperti dalam fotografi? Kan mirip? Jadi buat apa Golden Ratio?
Rule of Third dalam fotografi mirip dengan Golden Ratio. Proporsi ini serbaguna, bisa dipakai untuk layout apapun.
Contoh penerapan Rule of Third dalam fotografi yang sudah terbukti ampuh membuat komposisi visual jadi enak dilihat.

Mengapa Orang Percaya Golden Ratio?

Tidak ada sumber naskah ilmiah valid yang membahas penerapan Golden Ratio & Fibonacci Spiral pada karya logo, kecuali dari website-website masa kini, tapi kita langsung percaya saja. Hal yang sama terjadi pula di kampus-kampus DKV, dosen hanya mengikuti apa yang dulu diajarkan padanya, tidak pernah dikritisi, langsung ditelan & diturunkan lagi ke mahasiswanya (turun-temurun).

Mengapa orang sangat antusias dengan Golden Ratio? Menurut Keith Devlin, karena manusia sudah terprogram untuk tertarik pada pattern/pola di alam & mencari maknanya, termasuk orang-orang yang awam matematika. Formula sesimpel Golden Ratio langsung dipakai mentah-mentah sebagai rumus untuk merasionalisasi objek yang sangat rumit, fluid & beragam seperti wajah atau galaksi, hasilnya jadi “lebay”.

Walaupun begitu, Golden Ratio & Fibonacci Spiral mungkin bisa digunakan sebagai alat bantu untuk mendesain, tapi bukan keharusan > bisa dipakai, bisa juga tidak. Kegunaan lainnya yaitu untuk menarik hati klien: bila kita mempresentasikan sebuah logo & memperlihatkan “behind the scene”/dibalik layar konstruksinya yang penuh garis & lingkaran, maka kesannya logonya rumit & susah dibuat, jadi terlihat keren & profesional 😉

BAGIAN 1: SEJARAH POPULARITAS GOLDEN RATIO
BAGIAN 2: GOLDEN RATIO menurut para ahli

___

Referensi:

https://www.fastcompany.com/3044877/the-golden-ratio-designs-biggest-myth

https://www.goldennumber.net/golden-ratio-myth/

https://www.livescience.com/37704-phi-golden-ratio.html#:~:text=Pacioli%20used%20drawings%20made%20by,phi)%20to%20represent%20this%20number.
___

Kalau mau share konten ini, baik sebagian maupun seluruhnya boleh saja, asal menyertakan nama penulis & referensi. Terima kasih atas pengertiannya.

4 Replies to “GOLDEN RATIO: MITOS ATAU FAKTA? Bagian 3”

  1. Yang mengherankan, tingkat profesionalitas seorang desainer (logo) sering dipatok dari penggunaan Golden Ratio ini. Kalau gak pakai GR dianggap kurang profesional dan kurang skill.

    Kalau saya pribadi setuju dengan yang Pak Rustan katakan, penggunaan Golden Ratio sebenarnya hanya sebatas “pembantu” :

    1. Membantu menyingkat durasi nge-desain (dari segi penempatan, skala, dlsb)

    2. Membantu meningkatkan value logo ke client yang awam, dan otomatis biasanya meningktkan nilau jual juga sih hehe

    Selebihnya terserah desainer, mau pakai monggo, gak pakai juga bukan sebuh aib/kesalahan.

    Semoga desainer Indonesia selain melek seni, juga bisa makin melek literasi.

    Salam dari Ngawi, Jawa Timur.
    Irfan Abu Alif | @annafisproject

  2. Thanks pak Rustan.
    Pandangannya tentang berbagai elemen visual dan hal-hal tersembunyi dibaliknya selalu dikupas secara mendalam dan memberikan wawasan yang sangat tajam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *