Penulis: Surianto Rustan
Logo bukan cuma visual/yang terlihat, bukan cuma masalah selera bagus-jelek. Acara “Ngobrolkeun Logo 209 kota Bandung” yang diprakarsai oleh @obordesain telah membuktikannya (wajib ditonton! https://youtu.be/fyq0mEmDzZg ).
Seluruh aspek untuk menilai desain: Form, Content, Context dikupas tuntas oleh para peserta diskusi, entah disadari ataupun tidak. Menjadi pembelajaran yang sangat baik bagi kita desainer untuk memahami logo.
Segi Form logo dibicarakan oleh para akademisi di awal diskusi. Mulai dari elemen-elemen yang digunakan, bunga, burung, warna, dll, yang ditolak sebagai perwakilan kota Bandung, hingga style logo yang statis & ketinggalan jaman.
Dari segi Form, pembicaraan berlanjut ke fakta (Context) bahwa logo 209 tahun kota Bandung itu sekonyong-konyong muncul dari inisiatif segelintir pihak, tanpa mengindahkan dialog dengan masyarakat Bandung.
Padahal proses identitas (tempat/kota/negara) selayaknya didasari dari penggalian keresahan, harapan, cita-cita manusianya dulu, barulah dirangkum dalam bentuk visual yang didesain belakangan. Problem > Solusi, bukan Solusi > Problem.
Setelah melihat kembali jejak sejarah, sebetulnya kota ini sudah dari dulu menjadi arena kontes identitas secara kolektif (bersama-sama) yang selalu menyerukan keberagaman, kebebasan berpikir, keterbukaan, dll.
Ini kontras dengan filosofi (Content) logo 209 yang malah mengandung semangat penyeragaman, belenggu kebebasan berpikir, dan ketertutupan pihak pemerintah kota yang menghindari dialog.
Pembicaraan di aspek Context mengglobal: Bandung menyandang predikat kota desain dari UNESCO (di dunia cuma ada 31 kota desain, di asia tenggara cuma ada 2, yaitu Singapura dan Bandung!).
Prestasi itu didapat melalui perjuangan yang tidak mudah, tapi kini tidak didukung lagi oleh Pemkot yang sekarang. Seruan “Mari Bung rebut kembali” (lirik lagu Halo-Halo Bandung) menjadi sangat signifikan dalam diskusi itu.
Yang direbut kembali bukan hanya predikat Unesco, tapi yang lebih penting adalah bersama-sama merebut kembali identitas manusia-manusia Bandung yang meninggikan nilai-nilai keberagaman, kebebasan berpikir, dan keterbukaan.
Oke, kembali ke lapto.. eh, logo. Sekarang bagaimana pendapat Anda setelah nonton tayangan “Ngobrolkeun Logo 209 kota Bandung”? (https://youtu.be/fyq0mEmDzZg , tolong jangan komen sebelum nonton). Mudah-mudahan sekarang tidak lagi melihat logo secara naif.
_____
Kalau mau share konten ini, baik sebagian maupun seluruhnya boleh saja, asal menyertakan nama penulis & referensi. Terima kasih atas pengertiannya.