(Maaf, ini bukan tutorial bikin logo berbentuk wajah)
Penulis: Surianto Rustan
Kita tahu bahwa logo harus berbeda satu sama lain, tapi kita tetap mendesain logo yang serupa dengan logo lain. Mari kita belajar dari wajah, mengapa wajah kita berbeda dengan wajah orang lain? Mengapa logo juga perlu saling berbeda?
Berikut ini 3 fakta tentang wajah manusia dan apa yang bisa kita pelajari dari situ:
Fakta wajah #1
Para ahli yakin banyaknya variasi bentuk wajah manusia karena kita mahluk sosial yang banyak berinteraksi melalui visual. Jadi manusia sangat menggantungkan penglihatannya untuk mengenali perbedaan, lain halnya dengan hewan yang banyak menggunakan penciuman untuk mengenali bau sesamanya.
Dari 8 miliar manusia di bumi tidak ada yang wajahnya sama, tujuannya secara alamiah supaya manusia mudah saling mengenali/mengidentifikasi. Karena syarat agar mudah dikenali adalah: perbedaannya harus cukup jelas satu dengan yang lain. Kalau mirip seperti anak kembar kita akan sulit membedakannya.
Belajar dari fakta wajah #1:
Logo seharusnya didesain tidak ada yang sama/serupa, tujuannya supaya audience mudah mengenali/mengidentifikasi. Seperti halnya wajah, agar mudah dikenali maka perbedaan logo harus cukup jelas satu dengan yg lain. Logo yang serupa/mirip bertentangan dengan syarat ini.
Kalau logo serupa/mirip, akibatnya:
– membingungkan audience/konsumen.
– pemilik logo bisa dituntut secara hukum oleh pihak yang merasa ditiru.
– kalau terbukti bersalah, reputasi pemilik logo bisa jatuh, juga reputasi desainernya.
Fakta wajah #2
Wajah tidak bisa menginformasikan nama dan profesi orang. Maksudnya ketika melihat seraut wajah, kita tidak tahu siapa nama orang itu dan apa pekerjaannya. Yang bisa dilihat dari wajah hanya beberapa kesan: usia (anak-anak, remaja, dewasa, tua), ekspresi (kaku, cantik, garang, dll), emosi (datar, gembira, marah, dll).
Belajar dari fakta wajah #2:
Logo yang menggambarkan nama & bidang usaha entitas/brandnya itu beresiko, karena perusahaan/produk yang namanya sama itu banyak, juga yang bergerak di bidang usaha yang sama. Jadi kalau banyak logo yang menggambarkan nama & bidang usahanya, maka akan banyak juga logo yang bentuknya serupa.
Seperti wajah, logo sebaiknya tidak perlu menggambarkan nama & bidang usaha, tapi cukup mengesankan ekspresi, kepribadian/sifatnya saja. Yang penting visualnya unik & punya ciri khas yang membedakan dengan yang lain.
Fakta wajah #3
Manusia berkomunikasi tidak mengandalkan wajah, tapi bahasa verbal & sikap/gerak tubuh. Ketika bicara tatap muka, wajah hanya bisa menunjukkan ekspresi & emosi, tapi untuk menyampaikan informasi yang lebih detil, ucapan/suara & gestur lebih bisa diandalkan.
Belajar dari fakta wajah #3:
Brand untuk berkomunikasi ke masyarakat tak mungkin mengandalkan logo, karena seperti halnya wajah, logo lebih untuk identifikasi (lihat fakta #1). Banyak perangkat Brand Identity lainnya yang lebih andal untuk tugas komunikasi: tagline/slogan, foto, ilustrasi, iklan, media sosial, website, blog, podcast, musik, video, dll.
Desainer & Klien tidak perlu takut arti logonya tak dimengerti orang, ingat bahwa dalam penerapannya di media, logo tak mungkin sendirian, ia umumnya didampingi tagline/slogan yang menerangkan, iklan & media sosial yang mempengaruhi orang, website dengan informasi yang lengkap, dan perangkat lain yang memang fungsinya untuk berkomunikasi dengan pelanggan.
Referensi:
Kalau mau share konten ini, baik sebagian maupun seluruhnya boleh saja, asal menyertakan nama penulis & referensi. Terima kasih atas pengertiannya.