Penulis: Surianto Rustan
Saya tertarik dengan beberapa komen di IG & website soal logo baru Gojek yang bentuknya generik. Komennya bunyinya begini:
“Nothing new under the sun.”
“Originalitas cuma punya Tuhan”
“Ini mah lazim terjadi sejak dulu”
Tidak ada yang salah dengan semua komen itu. Semua benar. Tapi cara berpikir pelari Fun Run di Car Free Day berbeda dengan cara berpikir pelari olimpiade. Mindset PENIKMAT alam yang suka glamping berbeda dengan mindset PECINTA alam.
___
KEUNIKAN MELULU, KENAPA SIH?
Seperti pelari olimpiade dan pecinta alam, cara pikir desainer beda dengan yang bukan desainer. Desainer brand biasanya lebih aware dengan kasus-kasus HAKI. Satu contoh saja: sebuah merek mainan di Cina bernama Lepin, tahun 2018 dituntut ke pengadilan dan terpaksa membayar ganti rugi 4,5 juta Yuan (9,17 miliar Rupiah) kepada Lego karena logonya mirip.
Jadi 9,17 miliar adalah harga yang harus dibayar untuk sebuah kemiripan/kelaziman yang disengaja ataupun tidak. Siapa yang kena? Semuanya, terutama reputasi desainernya.
Jadi, selain untuk menghindari tuntutan pengadilan, belajar dari sejarah, desainer akan semakin paham bahwa logo yang saling berbeda itu juga mutlak untuk:
– tanda kepemilikan/inventarisasi, contoh: monogram VOC (kongsi dagang Belanda di Hindia Timur) selalu ada di dinding bangunan, mata uang, dll.
– menghindari pembajakan: foto Nyonya Meneer sebagai logo jelas sulit dibajak.
– tanda jaminan kualitas: logo SNI.
– shortcut bagi konsumen: memudahkan konsumen memilih produk lewat logonya.
Semua fungsi di atas menuntut perbedaan visual logo yang jelas. Itulah mengapa desainer profesional selalu mengejar keunikan karya.
___
BAGAIMANA DENGAN FILOSOFI/KONSEP LOGO?
“Yang penting kan filosofi/maknanya”
“Sudah lihat belum konsep animasinya?”
Sekali lagi, tidak ada yang salah dengan semua komen itu. Tapi desainer berpikirnya begini:
Filosofi/konsep logo diperkenalkan saat peluncuran brand lewat animasi multimedia yang keren, lalu selanjutnya? Apakah animasi itu ada di icon apps di home screen hape kita? Atau di jaket/helm driver? Atau di billboard (Bukan videotron)? Jadi, apa yang nantinya dilihat orang sehari-hari?
Bukan animasi yang keren ataupun filosofi yang kasat mata, melainkan: bentuk, warna, tipografi, dll yang kita sebut sebagai form. Visual logo lah yang nantinya maju berperang, di home screen hape, di jaket/helm driver, di billboard, dll.
___
PENUTUP
Desainer kalau dapat ide pertama jangan langsung dipakai, karena biasanya jutaan orang memikirkan ide yang sama. Cari ide kedua, dapat, tapi jangan dipakai, karena mungkin ribuan orang berpikir ide yang sama. Cari lagi ide ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya.
Desainer harus mendorong dirinya lebih kreatif, tidak berpikiran mainstream seperti orang kebanyakan. Mindsetnya sebagai pelari olimpiade, bukan Fun Run. Mencintai, bukan sekedar menikmati.
_____
Referensi:
https://www.nngroup.com/articles/flat-design/
https://medium.com/@LogoGeek/why-a-unique-logo-design-matters-for-market-leaders-d5dc91165b39
https://www.thelogocreative.co.uk/the-importance-of-visual-identity-for-building-a-strong-brand/
Criticizing Art: Understanding The Contemporary, Terry Barrett.
Mendesain Logo, Surianto Rustan.
_____
Kalau mau share konten ini, baik sebagian maupun seluruhnya boleh saja, asal menyertakan nama penulis & referensi. Terima kasih atas pengertiannya.